Teori Asam dan Basa Menurut Para Ahli

Teori Asam dan Basa Menurut Para Ahli

Senyawa asam dan basa telah banyak dikenal oleh para masyarakat. Berbagai kebutuhan masyarakat mulai dari makanan, minuman, obat-obatan serta keperluan kebersihan semuanya dapat tergolong dalam senyawa asam maupun basa.

Kamu mungkin dengan mudah bisa menentukan sifat larutan dari rasanya. Dan secara umum rasa masam termasuk golongan senyawa asam dan yang terasa getir termasuk golongan senyawa basa. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa tidak semua senyawa bisa kita cicipi karena sifatnya yang berbahaya.

Kali ini kita akan membahas konsep asam basa menurut beberapa ahli kimia.

Teori Asam Basa Arrhenius

Menurut Arrhenius Asam adalah zat yang bila dimasukkan dalam air zat tersebut dapat menghasilkan ion hydronium (H+). Senyawa asam, umumnya merupakan senyawa kovalen polar yang terlarut dalam air. Jika HaX adalah asam, maka reaksi ionisasi senyawa HaX dalam air adalah sebagai berikut:

HaX (aq)   →   aH+ (aq)   +   Xa- (aq)

Keterangan:
a = valensi asam atau jumlah ion H+ yang dihasilkan jika 1 molekul senyawa asam mengalami reaksi ionisasi.

Gambar di bawah ini adalah contoh senyawa yang termasuk asam dan reaksi ionisasinya dalam air.

Tabel 1.1. Contoh asam beserta reaksi ionisasinya

Menurut Arrhenius Basa adalah zat yang bila dimasukkan dalam air zat tersebut dapat menghasilkan ion hidroksida (H-). Jika L(OH)b adalah asam, maka reaksi ionisasi senyawa L(OH)b dalam air adalah sebagai berikut:

L(OH)b (aq)   →   Lb+(aq)   +   bOH-(aq)

Gambar di bawah ini adalah contoh senyawa yang termasuk basa dan reaksi ionisasinya dalam air.

Tabel 1.2. Contoh basa beserta reaksi ionisasinya

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

Teori asam basa Arrhenius tidak akan bisa menjelaskan sifat asam basa pada larutan yang tidak mengandung air. Kelemahan ini dapat diatasi menggunakan teori asam basa bronsted-lowry. Dengan teori ini, kamu bisa menjelaskan sifat asam basa larutan dengan jenis pelarut yang bermacam-macam.

Bronsted-lowry menjelaskan basa adalah spesi (ion atau molekul) yang dapat memberikan ion H+ (donor proton), sedangkan basa adalah spsesi yang dapat menerima ion H+(akseptor proton)

Asam = donor H+
Basa = akseptor H+

Berikut merupakan contoh teori ini dalam menjelaskan sifat asam dan basa suatu larutan.

Transfer proton

Dari peristiwa transfer proton tersebut maka masing-masing larutan akan dapat dijelaskan sifat asam dan basanya sebagai berikut:

Sifat asam basa

HCl bersifat asam karena memberikan ion H+ pada molekul H2O, kemudian H2O bersifat basa karena menerima ion H+ dari HCl, sedangkan Cl- adalah basa konjugasi dari HCl.

Teori Asam Basa Lewis

Pada kesempatan lainnya, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa nya yang lebih luas dibanding kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron yang berkaitan dengan struktur dan ikatan. Menurut definisi teori asam basa Lewis, asam adalah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah donor pasangan elektron.

Asam = akseptor pasangan elektron
Basa = donor pasangan elektron

Sebagai contohnya, reaksi antara BF3 dan NH3 merupakan reaksi asam–basa, di mana BF3 sebagai asam Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis. NH3 memberikan pasangan elektron kepada BF3 sehingga dapat membentuk ikatan kovalen koordinasi antara keduanya.

Teori Asam Basa Lewis

Kelebihan dari definisi asam basa Lewis adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa lain dalam fase padat, gas, dan medium pelarut selain air yang tidak melibatkan transfer proton.

Agusti Mahendra
Agusti Mahendra
"Tulislah tentang aku dengan tinta hitam atau tinta putihmu. Biarlah sejarah membaca dan menjawabnya" ~ Ir. Soekarno

Related Posts